Menjadi Saksi Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau, Masih Berdiri Kokoh Mercusuar Cikoneng Banten
Serang - Dahsyatnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1833 terukir dalam sejarah. Awan panas dan tsunami menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Bahkan getaran letusan Gunung Krakatau kala itu terasa sampai Eropa. Mercusuar Cikoneng juga menjadi saksi kedahsyatan letusan Krakatau.
Mercusuar yang berada di Kabupaten serang, Provinsi Banten, Indonesia ini dibangunpada tahun 1806. Saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, mercusuar ini hancur. Hanya menyisakan pondasi dan puing-puingnya saja.
Sebagai bukti dahsyatnya letusan Gunung Krakatau, pondasi yang tersisa itu di simpan sebagai kenangan. Mercusuar Cikoneng, menara tinggi berwarna putih ini memiliki banyak cerita untuk dikenang.
Mercusuar Cikoneng merupakan hadiah dari Raja Belanda. Tertulis pada prasasti yang terpampang di atas pintu utama mercusuar. Ejaan dengan Bahasa Belanda terukir di pintu utama mercusuar, sebagai bukti tanggal dibangunnya kembali mercusar putih ini.
"Onder de regeering van ZM Willem III koning der nederlande. enz. enz. enz. opgericht voor huge light 21 grootte, ter vervanging van den steenen lighttoren in 1883 bm de ramp van krakatau vernield. 1885", artinya Menara Suar yang didirikan tahun 1885 tersebut, adalah hadiah dari Raja Belanda Z.M. Willem III, untuk menggantikan Menara Suar lama yang hancur akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Menara ini memiliki tinggi 75,5 meter, terdiri dari 18 tingkat yang dihubungkan dengan 286 anak tangga. Pada bagian puncaknya terdapat lampu yang berfungsi untuk penunjuk kapal-kapal yang melintasi perairan Laut Banten bagian utara. Jangkauan cahaya dari mercusuar mencapai 20 mil menjadi sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) untuk keselamatan pelayaran.
Berusia 1 abad, tepatnya 136 tahun. Mercusuar ini masih kokoh berdiri hingga saat ini. Tempat favorit para wisatawan berada di puncaknya. Dari ruangan sempit seluas 2,5 meter bisa melihat scenic view detik-detik matahari terbenam.Merasakan semilir angin dan suara deburan ombak Pantai Anyer.
Bongkahan sperm dan batu bata berukuran besar terdapat di sekitar Mercusuar Cikoneng. Tiga bongkahan ini merupakan sisa-sisa pondasi bangunan mercusuar lama yang lenyap akibat letusan Krakatau. Sebagai pengingat, bongkahan ini dijadikan monumen.
Selain itu, terdapat patok titik 0 (nol) Kilometer. Bentuknya berupa sepasang tangan sedang menyanggah dunia. Dalam patok ini terdapat gambar pulau Jawa yang berisikan peta rute jalan Anyer-Panarukan.
Melewati daerah Anyer, Tangerang, Jakarta, Sumedang, Cianjur, Bandung, Cirebon, Tegal, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Caruban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan berakhir di Panarukan.
Patok ini dibangun untuk memperkenalkan seni dan budaya Banten melalui pengembangan antara pelaku, masyarakat, dan berbagai elemen lainnya. Mercusuar Cikoneng bisa menjadi wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan.
Mercusuar yang berada di Kabupaten serang, Provinsi Banten, Indonesia ini dibangunpada tahun 1806. Saat Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883, mercusuar ini hancur. Hanya menyisakan pondasi dan puing-puingnya saja.
Sebagai bukti dahsyatnya letusan Gunung Krakatau, pondasi yang tersisa itu di simpan sebagai kenangan. Mercusuar Cikoneng, menara tinggi berwarna putih ini memiliki banyak cerita untuk dikenang.
Mercusuar Cikoneng merupakan hadiah dari Raja Belanda. Tertulis pada prasasti yang terpampang di atas pintu utama mercusuar. Ejaan dengan Bahasa Belanda terukir di pintu utama mercusuar, sebagai bukti tanggal dibangunnya kembali mercusar putih ini.
"Onder de regeering van ZM Willem III koning der nederlande. enz. enz. enz. opgericht voor huge light 21 grootte, ter vervanging van den steenen lighttoren in 1883 bm de ramp van krakatau vernield. 1885", artinya Menara Suar yang didirikan tahun 1885 tersebut, adalah hadiah dari Raja Belanda Z.M. Willem III, untuk menggantikan Menara Suar lama yang hancur akibat letusan Gunung Krakatau tahun 1883.
Menara ini memiliki tinggi 75,5 meter, terdiri dari 18 tingkat yang dihubungkan dengan 286 anak tangga. Pada bagian puncaknya terdapat lampu yang berfungsi untuk penunjuk kapal-kapal yang melintasi perairan Laut Banten bagian utara. Jangkauan cahaya dari mercusuar mencapai 20 mil menjadi sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) untuk keselamatan pelayaran.
Berusia 1 abad, tepatnya 136 tahun. Mercusuar ini masih kokoh berdiri hingga saat ini. Tempat favorit para wisatawan berada di puncaknya. Dari ruangan sempit seluas 2,5 meter bisa melihat scenic view detik-detik matahari terbenam.Merasakan semilir angin dan suara deburan ombak Pantai Anyer.
Bongkahan sperm dan batu bata berukuran besar terdapat di sekitar Mercusuar Cikoneng. Tiga bongkahan ini merupakan sisa-sisa pondasi bangunan mercusuar lama yang lenyap akibat letusan Krakatau. Sebagai pengingat, bongkahan ini dijadikan monumen.
Selain itu, terdapat patok titik 0 (nol) Kilometer. Bentuknya berupa sepasang tangan sedang menyanggah dunia. Dalam patok ini terdapat gambar pulau Jawa yang berisikan peta rute jalan Anyer-Panarukan.
Melewati daerah Anyer, Tangerang, Jakarta, Sumedang, Cianjur, Bandung, Cirebon, Tegal, Kendal, Semarang, Demak, Rembang, Caruban, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan berakhir di Panarukan.
Patok ini dibangun untuk memperkenalkan seni dan budaya Banten melalui pengembangan antara pelaku, masyarakat, dan berbagai elemen lainnya. Mercusuar Cikoneng bisa menjadi wisata sejarah yang tak boleh dilewatkan.
Komentar
Posting Komentar